Selasa, 14 Agustus 2012

Uniknya Kontruksi Jembatan Suramadu

Jembatan Suramadu
Jembatan Nasional “Suramadu” (Surabaya Madura) adalah jembatan yang melintasi Selat Madura, menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan, tepatnya timur Kamal), Indonesia. Dengan panjang 5.438 m, jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. Jembatan Suramadu terdiri dari 3 bagian yaitu jalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main bridge).

Jembatan ini diresmikan awal pembangunannya oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 20 Agustus 2003 dan diresmikan pembukaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 Juni 2009. Pembangunan jembatan ini ditujukan untuk mempercepat pembangunan di Pulau Madura, meliputi bidang infrastruktur dan ekonomi di Madura, yang relatif tertinggal dibandingkan kawasan lain di Jawa Timur. Perkiraan biaya pembangunan jembatan ini adalah Rp. 4,5 triliun.

Pembuatan jembatan ini dilakukan dari 3 sisi, baik sisi Bangkalan maupun sisi Surabaya. Sementara itu, secara bersamaan juga dilakukan pembangunan bentang tengah yang terdiri dari main bridge dan approach bridge.

KONSTRUKSI

Jembatan Suramadu pada dasarnya merupakan gabungan dari 3 jenis jembatan dengan panjang keseluruhan sepanjang 5.438 meter dengan lebar kurang lebih 30 meter. Jembatan ini menyediakan 4 lajur 2 arah selebar 3,5 meter dengan 2 lajur darurat selebar 2,75 meter. Jembatan ini juga menyediakan lajur khusus bagi pengendara sepeda motor disetiap sisi luar jembatan.

Jalan layang


Jalan layang atau Causeway dibangun untuk menghubungkan konstruksi jembatan dengan jalan darat melalui perairan dangkal di kedua sisi. Jalan layang ini terdiri dari 36 bentang sepanjang 1.458 meter pada sisi Surabaya dan 45 bentang sepanjang 1.818 meter pada sisi Madura.
Jalan layang ini menggunakan konstruksi penyangga PCI dengan panjang 40 meter tiap bentang yang disangga pondasi pipa baja berdiameter 60 cm.

Jembatan penghubung

Jembatan penghubung atau approach bridge menghubungkan jembatan utama dengan jalan layang. Jembatan terdiri dari 2 bagian dengan panjang masing-masing 672 meter. Jembatan ini menggunakan konstruksi penyangga beton kotak sepanjang 80 meter tiap bentang dengan 7 bentang tiap sisi yang ditopang pondasi penopang berdiameter 180 cm.
Jembatan utama

Jembatan utama atau main bridge terdiri dari 3 bagian yaitu 2 bentang samping sepanjang 192 meter dan 1 bentang utama sepanjang 434 meter.
Jembatan Utama Suramadu
Jembatan utama menggunakan konstruksi cable stayed yang ditopang oleh menara kembar setinggi 140 meter. Lantai jembatan menggunakan konstruksi komposit setebal 2,4 meter.

Untuk mengakomodasi pelayaran kapal laut yang melintasi Selat Madura, jembatan ini memberikan ruang bebas setinggi 35 meter dari permukaan laut.



Data Jembatan Suramadu

Pada causeway pondasinya terdiri dari tiang pancang baja diameter 60 cm kedalaman rata-rata 30 m, pada approach bridge pondasnya berupa borepile diameter 180 cm kedalaman 60-70 m, sedang pada bentang utama berupa borepile diameter 240 cm kedalaman 90-104 m.

Pelaksanaan pekerjaan boredpile didahului dengan pemancangan casing. Diameter casing untuk target 180 cm dipasangkan casing diameter 185cm sedang yang diameter 240 cm dipasangkan casing dengan diameter 270 cm.

Pada kenyataan dilapangan resiko kesulitan yang dihadapi justru lebih banyak terjadi pasang pelaksanaan boredpile dengan casing 185 cm, dalam arti bahwa peralatan bor memerlukan ruang gerak yang cukup.

Sehingga apabila terjadi kesalahan dalam pemancangan casing yang akan berakibat terjadinya buckling, maka casing yang memberikan ruang kerja bor yang sempit akan menyumbang resiko yang lebih besar daripada ruang kerja yang cukup.

Konsekuensi dari perbaikan/pemotongan ujung casing yang buckling tidak hanya berakibat naiknya biaya operasi namun juga menambah waktu pelaksanaan.

Pembagian Jalur



Kebutuhan Material

Secara keseluruhan, pembangunan Suramadu menghabiskan sekitar 650.000 ton beton dan lebih kurang 50.000 ton besi baja. Jembatan ini dirancang kuat bertahan hingga 100 tahun atau hampir menyamai standar Inggris yang mencapai 120 tahun.

Kebutuhan Peralatan

Peralatan merupakan pendukung utama dalam pekerjaan ini terdiri dari alat-alat bantu yang sederhana (alat pertukangan, katrol, dll) hingga alat dengan kompleksitas yang tinggi, baik dari sisi kapasitas maupun ukuran. Sebagai contoh: Concrete Batching Plant Barge, Crane Barge, Pile Casing Driver, Bore Equipment.

Dari monitoring Safety Health Environment Performance Statistic pekerjaan approach bridge sisi Gresik yang dilakukan oleh CIC dari bulan Oktober 2005 hingga Juni 2009 terdapat penggunaan tenaga sebanyak 18,341,715 Man-Hours atau 9,362 Man-Days dengan prestasi tanpa 5.000.000 safe man-hours without Lost Time Injury, dan 10.000.000 safe man-hours without Lost Time Injury pada bulan April dan November 2007. 
 
 
 
Baca Juga >>>
 
 
 


 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar