Selasa, 17 Januari 2012

PT. Hutama Karya ( HK )

Sekilas Tentang PT. Hutama Karya

Kantor PT. Hutama Karya (Persero)

PT. Hutama Karya berawal dari perusahaan swasta Belanda Hollandsche Beton Maatschappij (HBM) yang berdiri pada zaman pemerintahan Hindia Belanda. Keberadaan HBM sebagai perusahaan swasta Belanda masih berlanjut setelah kemerdekaan Republik Indonesia (RI) tetapi kemudian dinasionalisasikan pada tahun 1961 berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 27 tahun 1957  Undang-undang No.26 tahun 1959 tentang Nasionalisasi Perusahaan Belanda dan asing menjadi Perusahaan Negara dan berganti nama menjadi PN Hutama Karya. 
Hal ini diumumkan dalam Berita Negara No. PP 61/1961.  Dengan pesatnya pelaksanaan program pembangunan di Indonesia, maka semakin majulah industri konstruksi. Sejalan dengan itu, berdasarkan Berita Negara No. 14 tahun 1971, PN. Hutama Karya berubah bentuk menjadi PT. Hutama Karya.  Pada tahun 1973, sejalan dengan terpenuhinya persyaratan sebagai perusahaan Persero, maka pendirian PT. Hutama Karya dikukuhkan dengan Akta Pendirian Perusahaan di hadapan Notaris Kartini Muljadi SH. Penandatanganan oleh pejabat yang ditunjuk di hadapan Notaris ini dilakukan pada tanggal 15 Maret 1973. Selanjutnya, setiap tanggal 15 Maret diperingati sebagai hari ulang tahun PT. Hutama Karya (Persero) .

PT Hu­tama Karya (HK) memang su­dah lama dike­nal sebagai pengembang uta­ma dalam menjalankan proyek-pro­yekkonstruksi berskala besar. Bahkan, pe­rusahaan jasa konstruksi pelat merah ini, mampu membukukan pelbagai ha­sil pembangunan, yang tidak saja pen­ting artinya bagi eksistensi dan per­kem­bangan perseroan itu sendiri, ta­pi juga mam­pu bersaing menjadi sa­lah satu peng­gerak utama pembangunan, mem­per­­luas kesempatan lapangan kerja dan ber­usaha mewujudkan perekonomian na­sional yang tangguh dan mandiri.

Logo PT. Hutama Karya

PT Hutama Karya melakukan pen­cer­matan terhadap dinamika skema bis­nis dan kondisi-kondisi yang mem­pe­nga­ruhi perkembangan bisnis konstruksi se­cara berkesinambungan sehingga HK senantiasa melakukan aktualisasi ter­ha­dap competitive advantage yang dimilikinya. Dengan competitive advantage yang di­milikinya itu, HK nampaknya siap me­wujudkan obsesi atau ekspekstasi pe­lang­gan dengan cara-cara inovatif dan pro­fesional. “Competitive advantage me­rupakan akumulasi dari upaya-upaya pe­ningkatan potensi yang ada, baik ta­ngible maupun intangible termasuk ke­beragaman portofolio produk yang didedikasikan untuk mencapai ke­puasan pelanggan dan pertumbuhan pe­ru­sa­haan,” tutur S. Subagyono, Direktur Uta­ma PT Hutama Karya.
Dalam fase pengembangan me­nge­lo­la portofolio dibisnis konstruksinya itu, HK berhasil menjadi icon bagi pro­yek-proyek jalan dan jembatan, khu­sus­nya proyek-proyek bangunan atau ge­dung, dan highrisk atau hightech buil­ding dan pengembangan property dan realty, baik di dalam maupun di luar ne­geri. Pembangunan maupun renovasi pu­sat-pusat tempat peribadatan dan pen­di­dikan juga dilakukan perusahaan ini.
Beberapa proyek arsitektural HK di da­lam negeri sudah tersebar kemana-ma­na, diantaranya Tugu Pancoran, Ge­dung MPR-DPR, Menara Bakrie, Apar­tement City Resort, Apartement The H Tpwer (MMC), Apartement The Groove, Pasaraya Grande, dan Ma­bes Polri, Jakarta, Gedung DPRD dan Masjid Al A’zhom, Tangerang, Kan­tor Gubernur Gorontolo, Gedung Pe­me­rin­tahan dan Masjid Raya Batam, Ho­tel Legian Nirwana Bali, Velodrom Teng­ga­rong, Kalimantan Ti­mur, Renovasi Kam­pus IPB, Bogor, Jem­­ba­tan Se­mang­gi, Jembatan Musi, Pa­lembang, Jem­batan Kertanegara II dan Jembatan Mar­ta­dipura, Kalimantan Ti­mur, Jalan Tol Cipularang, Jawa Barat, Jalan Tol JORR W1 dan Cawang-Tanjung Priok, Ja­­kar­ta, Bendungan Pelaparado, NTB, Pem­­bangunan PT McDermott Hea­vy Skid­way, Batam serta Dermaga Ar­ma­da Ba­­rat, Jakarta.




Baca Juga >>>>


Tidak ada komentar:

Posting Komentar