Gradasi atau susunan butir adalah distribusi dari
ukuran agregat. Distribusi ini bervareasi dapat di bedakan menjadi tiga yaitu gradasi sela (gap grade), gradasi menerus (continous grade) dan gradasi seragam (uniform grade). Untuk mengetahui
gradeasi tesebut dilakukan pengujian melalui analisa ayak sesuai dengan
standard dari BS 812, ASTM C-33, C 136, ASHTO T.26 ataupun Standard Nasional
Indonesia.
Bebrapa ukuran saringan yang digunakan untuk
mengetahui gradasi agregat dapat dilihat pada tabel 2.5 diatas.
Pengaruh susunan butir terhadap sifat
aduk/beton segar adalah sebagai berikut :
- Mempunyai sifat mampu dikerjakan (workability)
- Mempengaruhi sifat kohesif campuran agregat, semen dan air.
- Mempengaruhi keseragaman/homogenitas adukan sehingga akan berpengaruh pada cara pengecoran dan pewadahan.
- Mempengaruhi sifat segregasi (pemisahan butir) atau juga bleding.
- Mempengaruhi hasil pekerjaan finishing permukaan beton dan adukan.
Pengaruh susunan
butir terhadap sifat aduk/beton keras adalah seagai berikut :
- Mepengaruhi porositas
- Berpengaruh terhadap sifat kedap air
- Berpengaruh terhadap keadatan
Susunan butir yang ada diperdagangan atau di alam biasanya tidak memiliki
persyaratan yang dikehendaki, sehingga perlu adanya pengagabungan agregat halus
dan kasar untuk mendapatkan susunan butir tertentu yang sesuai dengan pedoman
kurva butir.
SK.SNI. T-15-1990 -3 meberikan syarat-syarat untuk agregat halus yang
diapdosi dari British Standard di Inggris. Agregat halus dikelompokan dalam 4
daerah (zona) seperti pada tabel 2.6 disamping.
Batas gradasi ini sering juga
ditampilkan dalam bentuk gambar sbb:
Gradasi yang
baik kadang sangat sulit didapatkan
langsung dari suatu tempat (quarry).Dalam Praktek,basanya dilakukan
pencampuran agar didapatkan gradasi yang baik antara agregat kasar dengan
agregat halus.SK.SNI T-15-1990-3:21 memberikan batasan gradasi yang diadopsi
dari B.S.,seperti pada tabel berikut :
Dalam bentuk grafik disajikan pada gambar berikut :
Dalam bentuk grafik disajikan pada gambar berikut :
Dalam bentuk grafik disajikan pada gambar berikut :
Dalam bentuk grafik disajikan pada gambar berikut :
CARA PENGGABUNGAN AGREGAT
Yang dimaksud
dengan penggabungan agregat adalah pencampuran agregat halus dan kasar,
sehingga menjadi campuran yang homogen dan mempunyai susunan butir sesuai
dengan standar.
Penggabungan agregat dapat dilakukan dengan beberapa cara
1. Cara coba-coba (trial and error)
2. Cara diagonal
3. Cara grafis
4. Cara analitis
1. Cara Coba-coba ( trial and error )
Prinsipnya :
1.
Memahami batas gradasi yang disyaratkan.
2.
Memasukan data spesifikasi gradasi
pada kolom gradasi spesifikasi limit pada lampiran.
3. Memasukan prosentase fobs saringan pada masing-masing jenis agregat kedalam prosentase passing (lewat)
4. Memasukan spesifikasi ideal
pada
kolom target value, yaitu nilai salah satu dari
spesifikasi ideal yang disyaratkan.
5. Mengambil slah satu spesifikasi ideal, dengan jenis yang ada dalam hal ini
agregat kasar, sedang dan halus..
2. Cara Diagonal
Prinsip kerjanya :
1. Mengetahui
persyaratan gradasi yang diminta.
2. Dibuat
gambar empat persegi panjang, dengan ukuran (10 x 20) cm pada kertas milimiter
block.
3. Buat
garis diagonal dari sisi kiri bawah ke sisi kanan atas.
4. Untuk
sisi vertical(10 cm) adalah merupakan % lolos saringan.
5. Dengan
melihat ideal spesifikasi, letakan setiap nilai ideal spesifikasi pada garis
tiap-tiap yang diwujudkan berupa titik.
6. Dari
tiap-tiap titik pada diagonal tersebut ditarik garis vertical untuk menuliskan
nomor-nomor saringan.
7. Menggambarkan
grafik % lolos saringan dari masing-masing fraksi batuan(agregat 1 dan 2).
Untuk menentukan % jenis batuan 2, dapat dilihat dengan jarak antara grafik
fraksi 2 terhadap garis tepi atas yang mana merupakan satu garis lurus.
8. Pada
kedua jarak itu, tariklah garis vertical yang memotong garis diagonal pada satu
titik.
9. Dari
titik potong tersebuat, tariklah garis mendatar kekanan sampai memotong garis
tepi empat persegi panjang pada bagian
sebelah kanan, sehingga diperoleh titik yang merupakan titik % agregat 2 yang
diperlukan.
10. Buatlah
garis potong dengan jarak yang sama antara jarak terhadap agregat 3 (halus sama
dengan jumlah jarak terhadap agregat 1 dan 2)
11. Dari
titik potong ini ditarik garis mendatar kesamping kanan, sehingga diperoleh
titik dimana didapatkan % agregat 1,2, dan 3. Dengan demikian kita telah
memperoleh ketiga agregat dalam bentuk % (1,2,3)
12. Dalam
presentase ini,fraksi-fraksi yang diperoleh dapat dihitung (…………memenuhi syarat
atau spesifikasi yang dipakai).
3. Cara Grafis
Prinsip Kerjanya:
1.
Buatlah kotak dengan ukuran bujur sangkar (10 x 10 cm)
sebanyak dua buah.
2.
Untuk sisi kiri merupakan % agregat kasar.
3.
Plot pada garis tepi titik-titik dari masing-masing
nomer saringan untuk agregat kasar.
4.
Plot pada garis paling tepi untuk agregat sedang
5.
Gabungkan masing-masing titik/nomor saringan yang sama.
6.
Pada garis-garis penghubung tersebut ditentukan batas
spesifikasi
7.
Tentukan batas maksimum dan minimum yang paling dekat
terhadap garis agregat kasar dan agregat sedang yang paling dekat.
8.
Dari batas maksimum dan minimum tersebut ditarik garis
vertikal.
9.
Tarik garis yang membagi dua daerah maksimum dan
minimum sehingga dari garis ini dapat ditentukan % agregat kasar dan halus.
10. Pada
bujur sangkar yang kedua, tarik garis
mendatar untuk memindahkan nomor-nomor saringan.
11. Pada
garis sisi kanan sebagai agregat halus, tentukan titik-titik pada garis
tersebut sesuai ukuran saringan.
12. Hubungkan
kedua titik pada garis agregat kasar dan agregat sedang serta agregat halus.
13. Tentukan
spesifikasi yang berlaku
14. Cari
harga maksimum dan minimum yang mempunyai jarak terdekat.
15. Tarik
garis vertikal dari masing-masing titik maksimum dan minimum tersebut.
16. Tarik
garis pembagi dua, sehingga dapat ditentukan prosentase agregat kasar, agregat
sedang dan agregat halus.
4. Cara Analitis
Menentukan campuran split, screen
dan filler :
§
Contoh
butiran diatas no 8, sebagian besar diperoleh dari bahan screen 85.6%
§ Dari
ideal spesifikasi diperoleh
35 %
§
Campuran
split dan screen dapat dihitung dengan rumus :
dimana :
X
= %
berat agregat Split
yang diperlukan dalam campuran
F
= %
berat agregat Screen yang melewati No. 8
S
= %
berat agregat Screen yang diperlukan lewat No. 8
C
= %
berat agregat Split
yang melewati No. 8
Split = 63.65
%
Screen
= 36.35
%
Butiran lewat No.
200
-
dari split =
63.65 / 100 x 0.1 % = 0.06 %
-
dari screen =
36.35 / 100 x 3.3 % = 1.20 %
Jumlah
butiran lewat No. 200 =
1.26 %
Dari ideal spec. terdapat butiran lewat No.
200 = 5 % Kekurangan butiran lewat No. 200 =( 5 - 1.26)% = 3.74 %
Jadi butiran lewat No. 200 yang diperlukan
dalam campuran = 3.74/76.2x100%=4.91%
Komposisi
campuran :
- Split = 63.65 %
- Screen = (36.35 - 4.91) % = 31.44 %
- Filler = 4.91 %
--------------------------------------------------
Penjelasan diatas merupakan data modul yang kami gunakan ketika menempuh pendidikan jurusan teknik sipil di Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang. Pengaturan tata letak dalam posting ini sepenuhnya dibuat oleh admin andykasipil.blogspot.com.
Kami juga menyertakan file MS.Word nya, agar teman-teman dapat menjadikan data ini sebagai referensi dalam membuat suatu tulisan. semoga bermanfaat.
Untuk Mendownload file berformat MS.Word silahkan klik tulisan download dibawah ini :
Baca Juga >>>>>>
RUMAH SAKIT ISLAM SAKINAH MOJOKERTO
BalasHapusJalan RA Basuni 12 Sooko
Kabupaten Mojokerto
Jawa Timur indonesia
Phone: (0321) 321922, 326991, 329669. Sms:085648280307
Fax: (0321) 329670
Email: rsisakinah@telkom.net
mantap, cukup membantu
BalasHapusBang kenapa zona yg di pakai hanya zona 1 dan zona 2 ?
BalasHapusKnpa ms. Word nya gak bisa diwdownl ya?
BalasHapus