Kamis, 06 Oktober 2011

Karya Tulis Kontruksi Indonesia

MENILIK PELUANG PASAR KONTRUKSI DALAM DAN LUAR NEGERI DEMI MENINGKATKAN DAYA SAING NASIONAL




BAB I
PENDAHULUAN


1.1.      Latar Belakang
          Dengan diterapkannya sistem pasar bebas atau liberalisasi perdagangan dan sesuai dengan UU jasa kontruksi bahwa badan usaha maupun pekerja asing tidak dihalangi untuk bekerja di Indonesia. Hal ini menimbulkan tantangan besar bagi pelaku jasa kontruksi nasional. Apalagi bagi pelaku jasa kontruksi yang berskala kecil yang tidak cukup memiliki daya saing. Kesempatan atau peluang kontruksi yang adapun semakin sempit ketika para pelaku jasa kontruksi asing gencar menancapkan investasinya di Indonesia.
          Semakin sempitnya peluang jasa kontruksi di Indonesia memaksa pelaku kontruksi nasional harus mampu mencari peluang keluar. Apalagi investasi asing maupun pembiayaan dari luar negeri yang semakin deras dan pada akhirnya segera terlihat bahwa usaha kontruksi nasional sangat bergantung kepada pasar kontruksi yang dibiayai dari dana pemerintah. Tidak jelasnya persyaratan keahlian dan usaha menyebabkan seseorang dengan mudah untuk mendirikan badan usaha dan mengaku ahli dibidang kontruksi. Hal ini yang menyebabkan jasa kontruksi nasional tidak dapat menguasai sepenuhnya peluang pasar kontruksi baik didalam maupun luar negeri apalagi yang menerapkan teknologi tinggi.
          Menurut Undang-Undang No 18 Tahun 1999 tentang jasa kontruksi telah membahas peran vital dalam pembangunan dan menciptakan bangunan fisik yang berfungsi mendorong tumbuh kembangnya sosial ekonomi, maupun mendorong tumbuh dan berkembangnya industry barang maupun jasa. Industri jasa konstruksi merupakan salah satu sektor yang kontribusinya pada perekonomian sangat besar. Secara nasional, sumbangan sektor konstruksi terhadap PDB sekitar 6% (AsiaConstruct 2004). Namun sangat menyedihkan dengan kondisi jasa kontruksi nasional saat ini bahwa 60 % pasar jasa kontruksi nasional dikuasi oleh asing padahal jumlah mereka hanya 10 %. Pelaku jasa kontruksi nasional yang jumlahnya 90 %  hanya menikmati 40 % dari total potensi pasar dengan total kapitalisasi mencapai 170 triliun ( data 2009 ). Untuk itu para pelaku jasa kontruksi nasional harus dipecut dengan segala usaha agar dapat menjadi tuan rumah pelaku kontruksi di negeri sendiri dan mempunyai daya saing ke luar negeri.

1.2.      Perumusan Masalah
          Berdasarkan latar belakang diatas, didapat bahwa salah satu permasalahan kontruksi nasional adalah berkurangnya peluang  pangsa pasar kontuksi karena diterapkannya liberalisasi perdagangan. Maka didapat sebuah pertanyaan besar yaitu  “Bagaimana peluang pasar kontruksi di dalam dan di luar negeri ?” Tulisan inilah jawaban yang dianggap penulis tepat untuk pertanyaan tersebut. Langkah-langkah yang akan dibahas dalam tulisan ini guna menjadi solusi yang tepat, antara lain:
1.      Menilik peluang pasar kontruksi di dalam dan di luar negeri
2.      Hal yang perlu disiapkan guna mendapatkan peluang pasar kontruksi

1.3.      Tujuan dan Manfaat
          Adapun tujuan dan manfaat yang diharapkan dari upaya-upaya yang dilakukan  dalam tulisan ini, antara lain:
1.      Mengetahui peluang pasar kontruksi di dalam maupun luar negeri
2.      Mengetahui apasaja yang diperlukan guna mendapatkan peluang pasar kontruksi
3.      Menciptakan pelaku jasa kontruksi yang lebih kompetitif dan cerdas
4.      Meningkatkan daya saing nasional


BAB II
SUBSTANSI


2.1.     Pengertian Kontruksi
           “Kontruksi adalah suatu kegiatan  membangun sarana maupun prasarana yang meliputi pembangunan gedung (building construction), pembangunan prasarana sipil (Civil Engineer), dan instalasi mekanikal dan elektrika” (Trianto Kurniawan , 2011) . Sedangkan pengertian kontruksi yang di ambil dari ensiklopedi bebas Wikipedia menyatakan konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area. Pada umumnya kegiatan kontruksi ini ditenderkan untuk memilih kontraktor yang berhak menyelesaikan suatu proyek. Kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek, insinyur disain, atau arsitek proyek. Orang-orang ini bekerja di dalam kantor, sedangkan pengawasan lapangan biasanya diserahkan kepada mandor proyek yang mengawasi buruh bangunan, tukang kayu, dan ahli bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik sebuah konstruksi. Menurut Undang-undang tentang Jasa konstruksi, "Jasa Konstruksi" adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi.  "Pekerjaan Konstruksi" adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain.
2.2         Peran Kontruksi
          Peran penting kontruksi adalah posisinya yang strategis bahkan di berbagai Negara telah menyematkan kontruksi sebagai penggerak pembangunan bangsa. Dengan adanya peran kontruksi dalam membangun infrastruktur kota akan menciptakan ketahanan pangan, kelancaran proses produksi, mendukung kegiatan sosial budaya, dan meningkatkan aksesibilitas dan ruang mobilitas kepada masyarakat terhadap berbagai kegiatan ekonomi. Hal ini diharapkan dapat menekan angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan sosial.  Namun demikian, kita mesti meyakinkan bahwa kegiatan penyediaan infrastruktur sebagai obyek sektor konstruksi, baik oleh pemerintah, pemerintah bersama swasta dan swasta secara mandiri harus dapat dilakukan secara efisien dan efektif.

2.3         Keadaan Kontruksi di Indonesia
          Belakangan ini kondisi bisnis jasa kontruksi nasional sedang mengalami penurunan. Banyak kontraktor-kontraktor nasional sulit mendapatkan proyek-proyek yang semakin langka. Kontraktor-kontraktor yang pasar terbesarnya dari pemerintah ( APBN ) mulai memburuk karena terlambatnya pencairan dana bahkan sebagian proyek baru terlambat untuk ditenderkan. Sebagai imbasnya banyak badan usaha kontruksi yang memenuhi target penjualan.
Gambar . 1 (http://www.antarafoto.com)
Proses Pembangunan Wisma Atlet Sea Games XXVI

          Indonesia tidak lama lagi akan menggelar even internasional yaitu SEA GAMES XXVI di Jakarta dan Palembang. Namun selama persiapan menjelang pelaksanaan yaitu tanggal 11 November 2011 begitu deras pemberitaan mengenai persiapan SEA GAMES tersebut. Dari pemberitaan korupsi pada proyek wisma atlet, isu kemunduran pelaksanaan SEA GAMES, hingga keraguan dari kelayakan atau kualitas pembangunan yang hingga akhir Oktober ini juga belum rampung. Hal ini menunjukkan keadaan kontruksi di Indonesia yang masih banyak sekali memerlukan pembenahan.
          Sebagai alat ukur pertumbuhan ekonomi nasional, sektor konstruksi memegang peranan vital dalam pembangunan nasional. Namun perlu untuk disadari bahwa kondisi pasar jasa kontruksi nasional saat ini, 60%-nya masih dikuasai pelaku asing. Padahal jumlah mereka hanya sekitar 10%. Sedangkan pelaku jasa konstruksi dalam negeri yang jumlahnya mencapai 90% hanya menikmati 40% dari total potensi pasar dengan total Kapitalisasi mencapai 170 Triliun (data Tahun 2009).

2.4         Peluang Pasar Kontruksi
2.4.1        Peluang Dalam Negeri
         Menurut Gabungan Pelaksana Kontruksi Seluruh Indonesia (Gapensi) pasar kontruksi tahun 2010 mencapai 180 triliun. Nilai ini naik 5% ketimbang tahun lalu. Dari perkiraan pasar kontruksi tersebut, porsi proyek pemerintah mencapai 52% atau Rp. 93,6 triliun. Sementara sisanya yang sebesar Rp. 86,4 triliun akan digarap oleh swasta. “Kontraktor kecil harus pandai memanfaatkan peluang proyek. Caranya, dengan menerapkan kebijakan sistem pembagian proyek (slice packaging ). Tanpa itu, kontraktor kecil dan menengah (UKM) sulit bersaing. Sebab, perusahaan kecil, tentu tidak bias ikut menggarap proyek berskala besar ”( Soeharsojo, 2010). Sekretaris perusahaan PT. Adhi Karya Tbk Kurnadi Gularso menyatakan  “prospek bisnis kontruksi tahun 2010 memang terbilang cerah. Ini terlihat dari prognosa bisnis yang disusun Adhi Karya. Pada prognosa itu, Adhi Karya menargetkan tahun 2010 bisa memperoleh kontrak senilai Rp 8,6 triliun, naik 14,7 persen dari perkiraan 2009 sebesar Rp 7,5 triliun.  Adhi Karya juga memperkirakan bisa mencetak laba sebesar Rp 140 miliar tahun ini. Ini lebih tinggi sekitar Rp 20 miliar, dibandingkan prognosa 2009, sebesar Rp 120 miliar. Jadi terlihat pertumbuhannya. Memang kami masih menggunakan prognosa untuk angka 2009 karena saat ini masih diaudit”. Semakin banyaknya pelaku jasa kontruksi berskala kecil dan menengah membuat proyek semakin langka dan terbatasnya peluang pasar. Hal ini mengakibatkan para pelaku jasa kontruksi dibayar dengan dengan nilai yang minim. Padahal jika di luar negeri, mereka dibayar dengan upah yang tinggi, namun di Indonesia bayaran mereka mencapai sepersepuluhnya dibandingkan pekerja dibidang finansial.  Ini bias menjadi indikator jumlah pelaku jasa kontruksi Indonesia kelebihan.
2.4.2        Peluang Luar Negeri
          Dengan semakin sempitnya pangsa pasar dalam negeri maka mengambil peluang pasar di luar negeri adalah pemikiran yang cemerlang. Khusunya pasar Afrika yang peluangnya sangat besar. Negara-negara Afrika diakui menyimpan potensi dan peluang besar untuk pengembangan kerjasama ekonomi dengan Indonesia. Meski belum sepenuhnya merata, geliat proses pembangunan dan roda kegiatan ekonomi di sejumlah negara Afrika yang kaya minyak dan sumber mineral lainnya, kini mulai melaju  pesat. Penemuan dan produksi minyak besar-besaran di Nigeria, Angola, Ghana, dan sejumlah negara Afrika lainnya, secara perlahan namun pasti, telah mampu mendongkrak pendapatan nasional dan memacu daya beli masyarakat. Dengan potensi dan cadangan minyak yang melimpah, tidak sedikit pula perusahaan perminyakan asing terkemuka yang kini mulai meninggalkan Timur Tengah sebagai sumber minyak utama, untuk mulai terjun ke Afrika sebagai pendatang baru pemasok minyak dunia yang patut diperhitungkan. Namun, di tengah adu cepat dan kesigapan banyak negara untuk berlomba memasuki Afrika, sangat disadari bahwa minat kalangan pelaku bisnis dan dunia usaha Indonesia untuk merintis bisnis di Afrika relatif masih belum berkembang. Meski telah ada sejumlah perusahaan yang meraih sukses dan meraup untung di Nigeria, tidak sedikit yang masih menahan diri dan belum berani untuk mencoba terjun ke pasar Afrika. Minimnya informasi dan kurangnya pemahaman yang memadai mengenai potensi pasar Afrika, masih menjadi kendala berarti untuk mulai memasuki pasar Afrika. Baru sedikit para pelaku jasa kontruksi yang berani menggarap proyek di pasar Afrika antara lain PT Adhikarya, PT Wijaya Karya dan Citramegah Karya Gemilang.
          Secara umum, telah banyak perubahan dan perkembangan positif yang terjadi di negara-negara Afrika akibat laju pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.  Selain Afrika Selatan yang selama ini telah dikenal dan Nigeria yang merupakan salah satu kekuatan ekonomi terpenting di kawasan, sejumlah negara, termasuk Angola, mulai tumbuh dan mencatat  perkembangan ekonomi yang signifikan. Angola bahkan mencatat pertumbuhan ekonomi yang fantastis sebesar 18 persen pada 2009 karena dipacu produksi dan ekspor minyak bumi. Beberapa negara lainnya, secara bertahap juga menunjukkan trend ke arah perbaikan ekonomi yang berarti. Kenyataan ini secara perlahan mulai mengikis pandangan dan kesan umum mengenai Afrika yang seringkali diidentikkan dengan keterbelakangan dan kemiskinan. Afrika kini bahkan menjadi perhatian dunia karena potensi sumber alam dan minyak yang dimilikinya. Di tengah upaya internasional untuk menerapkan kebijakan pengamanan energi dan pangan dunia, Afrika justru menawarkan solusi sebagai sumber potensial suplai energi dan pangan. Lahan pertanian yang subur di berbagai negara  Afrika menjadi harapan  bagi terjaminnya kebutuhan pangan dunia.  Dengan potensi yang melimpah dan belum terolah,  banyak kalangan yang menyebut Afrika adalah benua masa depan (the future continent) dengan peluang pasar yang sedang tumbuh berkembang. Tidak mengherankan jika sejak dekade lalu, Afrika telah menjadi pusat perhatian negara-negara besar, termasuk China dan India. 
          Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) menyatakan, pasar jasa konstruksi di luar negeri, terutama Aljazair, Afrika Utara, yang sangat besar merupakan peluang yang harus digarap oleh perusahaan jasa konstruksi nasional. Apalagi Aljazair menawarkan peluang pasar jasa konstruksi dan jasa konsultansi kepara para kontraktor dan kunsultan Indonesia. Penawaran tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Pekerjaan Umum (PU) Aljazair Amar Ghoul ketika bertemu dengan Menteri PU Republik Indonesia Djoko Kirmanto dan perwakilan direksi BUMN Karya di Jakarta. Menteri PU Aljazair Amar Ghoul mengungkapkan “ Aljazair tengah memacu pembangunan infrastruktur dengan menetapkan lima sektor prioritas hingga tahun 2025. Kelima sektor infrastruktur tersebut yaitu jalan dan jembatan, perkeretaapian, pelabuhan udara, pelabuhan laut dan perumahan.


Gambar. 2 (http://lpjk14.forumotion.net)
Menteri PU Aljazair bertemu dengan menteri PU Indonesia

          Beberapa proyek di Aljazair antara lain 5.000 proyek terkait pembangunan jalan, 500 proyek terkait pembangunan jembatan, 2.000 proyek terkait air dan sanitasi dan 200 proyek studi kelayakan. Sementara terkait bidang perumahan rakyat, Aljazair telah mempunyai program satu juta rumah, dimana 40 persen diantaranya merupakan bantuan sosial pemerintah kepada masyarakat kurang mampu. 95 persen transportasi barang, jasa dan masyarakatnya masih mengunakan jalan raya. Sementara 5 persen sisanya menggunakan kereta api. Untuk itu pemerintah Aljazair menargetkan peningkatan penggunaan kereta api menjadi 10 persen dalam beberapa tahun kedepan.  “Mari kesempatan ini kita tangkap, undangan dari Aljazair ini merupakan peluang baik. Para kontraktor nasional jangan hanya rebutan proyek dalam negeri, tetapi juga bisa berkompetisi di negara lain seperti Aljazair,” ajak Djoko Kirmanto. Hal ini tentu menjadi peluang emas yang tidak boleh dilewatkan oleh kontraktor-kontraktor nasional.
          Ketua Umum Gapensi Soeharsojo mengatakan “ pada dasarnya, peluang bisnis jasa konstruksi di luar negeri sangat penting bagi badan usaha (BU) konstruksi nasional saat ini dan kedepan”. Dengan makin banyaknya pelaku jasa kontruksi yang menggarap proyek-proyek asing tentu akan meningkatkan kualitas dan pengalaman pelaku kontruksi nasional. Tidak hanya itu, hal ini juga berarti memberikan pasar kontruksi nasional ke tangan pelaku kontruksi berskala kecil dan menengah di dalam negeri.
          Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU) sebelumnya meminta agar para pelaku jasa konstruksi nasional bisa berkiprah di pasar luar negeri seperti di Alzajair. Pasalnya, peluang di negara tersebut masih sangat terbuka buat jasa kontraktor nasional. Pasar jasa konstruksi di negara Afrika Utara itu dalam kurun waktu 2009-2014 mencapai US$ 11 miliar. Karena pemerintah Aljazair akan membangun proyek jalan sepanjang 4.050 kilometer dan dan 220 jembatan. Sementara itu Dubes RI untuk Al-Jazair menyatakan sangat menunggu kiprah pelaku jasa konstruksi Indonesia di Al-Jazair. Konstruksi sendiri, menurut Yuli Mumpuni, sedang dijajaki untuk menjadi alat diplomasi Indonesia di pasar Afrika. Belum lagi dengan potensi Pasar konstruksi negara terbesar di Benua Afrika ini yang sayang untuk dilewatkan. Mengingat air di Al-Jazair sangat berharga, maka terdapat pula Proyek pembangunan 20 Bendungan besar dan 37 Bendungan kecil di wilayah utara Al-Jazair. Kemudian, proyek 32.000 pipa gas yang antara lain akan menyuplai gas ke Eropa (Italia, Perancis, dan sekitarnya). Bahkan disampaikan Yuli Mumpuni, secara lisan, Menteri Perumahan Al-Jazair sangat menunggu bantuan kontraktor perumahan dari Indonesia untuk membangun 2 Juta Rumah Susun yang murah dengan dana yang disiapkan 14 Miliar Euro. Tentunya peluang-peluang tersebut sudah sepantasnya direbut oleh pelaku Jasa Konstruksi Nasional.

2.5         Hal Yang Perlu Dipersiapkan Dalam Meningkatkan Daya Saing
          Dengan diterapkannya liberalisasi usaha maka seharusnya pelaku jasa kontruksi nasional bersiap. Daya saing kini tak hanya terjadi antara kontraktor-kontraktor nasional namun telah bertambah dengan masuknya pelaku jasa kontruksi asing. Perlu adanya suatu tindakan nyata untuk meningkatkan daya saing nasional antara lain:
1.      Bekerjasama dengan kontraktor asing dalam menggarap suatu proyek
             Dengan adanya kerjasama antara pelaku jasa kontruksi nasional dengan asing diharapkan dapat memberikan pengalaman dan pembelajaran. Dengan demikian diharapkan pada akhirnya para pelaku jasa kontruksi nasional dapat mandiri dalam menggarap proyek dengan teknologi tinggi.
2.      Mengadakan Pameran Kontruksi
             Dengan mengadakan pameran tentu akan memberikan pembelajaran bagi para kontraktor nasional. Oleh karena itu Kementeria PU mendukung penuh terselenggaranya ConBuild Indonesia 2011.  ConBuild Indonesia 2011 adalah sebuah pameran niaga internasional bidang Konstruksi dan Bangunan yang mencakup permesinan, peralatan, bahan bangunan, kendaraan, teknologi dan jasa layanan, serta pertambangan. Pameran ini telah diselenggarakan di Jakarta International Expo Kemayoran tanggal 13 s.d. 16 april 2011 dimana pesertanya berasal dari negara dari penjuru dunia. Pameran ini tentu bertujuan untuk memberikan dorongan dan mempromosikan beragam investasi asing dalam sektor infrastruktur dan energy terbarukan.
3.      Sertifikasi dan Pelatihan
             Salah satunya upaya untuk meningkatkan daya saing nasional yaitu dengan sertifikasi dan pelatihan tenaga kerja konstruksi, agar mereka mampu berkiprah di negeri sendiri bahkan mampu bersaing dengan tenaga kerja luar negeri. Namun penting juga hal ini perlu dibarengi suatu komitmen yang tinggi antar pihak pelaku usaha konstruksi, khususnya skala besar untuk memberi kesempatkan pengelolaan kegiatan konstruksinya melibatkan spesialisasi dari para pelaku usaha kecil dan menengah tersebut.


BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

3.1.       Kesimpulan
1.      Peangsa pasar kontruksi nasional masih dikuasai oleh pelaku asing
2.      Faktor-faktor penyebab lemahnya daya saing nasional
a.       Belum sepenuhnya menguasai pasar kontruksi berteknologi tinggi
b.      Persyaratan usaha dan keahlian belum diarahkan untuk mewujudkan profesionalisme ( kepranataan usaha )
c.       Peangsa pasar kontruksi nasional masih dikuasai oleh pelaku asing
3.    Peluang pasar kontruksi luar negeri ( khusunya Afrika ) sangat besar


3.2.       Rekomendasi
1.      Diperlukan upaya untuk meningkatkan daya saing nasional demi terciptanya infrastruktur yang berkelanjutan.
2.      Para pelaku jasa kontruksi nasional harus menilik dan mengambil kesempatan peluang pangsa pasar kontruksi luar negeri ( khusunya Afrika)



Karya tulis ini di buat oleh saudara Andyka Aad Arif Affandy Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang dalam mengikuti Lomba Karya Tulis Kontruksi Indonesia 2011 yang diadakan oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU).
Format karya tulis dalam posting ini sepenuhnya disusun oleh admin andykasipil.blogspot.com. Kami juga menyertakan file karya tulis ini dalam format PDF. Untuk mendownloadnya silahkan klik kata download dibawah ini.




password : andykasipil.blogspot.com

2 komentar: